Skema trafo switching saat ini banyak dibutuhkan guna mendukung kinerja dari berbagai macam perangkat elektronik. Anda bisa menemukannya pada radio, televisi hingga ponsel.

Selama ini banyak orang yang belum mengetahui apa itu skema dari trafo tersebut. Padahal, sangat penting untuk mengetahui bagaimana skemanya agar bisa lebih mudah untuk dirangkai.

Oleh karena itu, Anda wajib mempelajari bagaimana skema dari trafo tersebut lengkap dengan kinerjanya. Dengan demikian, Anda bisa memaksimalkan apa fungsi dari trafo tersebut.

Di samping itu, Anda juga akan mendapatkan banyak keuntungan jika menggunakan trafo switching. Salah satunya adalah menghemat energi hingga mencapai 83% dibandingkan memakai skema konvensional.

Kami akan menyajikan skema dan juga bagian-bagian dari power supply yang menggunakan trafo switching. Oleh karena itu, Anda sangat direkomendasikan untuk menyimak penjabarannya hingga akhir.

Mengenal Skema Trafo Switching

Kami akan menjelaskan secara detail, mengingat banyak yang belum memahami apa yang dimaksud trafo switching? Anda dapat mengartikan sebagai komponen dari trafo yang biasanya digunakan dalam power supply.

Pada umumnya transformator tersebut memanfaatkan sistem pembangkit berfrekuensi tinggi. Hal ini tentu sangat menguntungkan mengingat lebih efisien daripada transformator yang menerapkan sistem frekuensi rendah.

Power supply sendiri merupakan salah satu komponen yang berfungsi untuk menghasilkan tegangan listrik. Dalam hal ini juga berfungsi mengubah arus dari AC ke DC.

Sebelum membahas lebih lanjut terkait skema trafo switching, Anda wajib memahami bagaimana prinsip kerja power supply. Hal ini dikarenakan berbagai komponen di dalamnya saling berkaitan.

Kehadiran power supply itu sendiri membantu menurunkan maupun menaikkan tegangannya. Dengan demikian, bisa memenuhi kebutuhan dari berbagai peralatan listrik. Selain itu, juga bisa melakukan filter.

Adapun komponen penting yang terdapat pada power supply itu ada 3. Komponen tersebut meliputi transformator, rectifier dan filter. Transformator sendiri memiliki fungsi untuk menurunkan maupun menaikkan tegangannya.

Pada umumnya, besarnya tegangan DC jauh lebih kecil dibandingkan AC. Oleh karena itu, Anda wajib mempelajari apa tentang skema trafo switching yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Komponen selanjutnya rectifier untuk mengubah tegangannya agar menjadi setengah gelombang, gelombang penuh maupun bridge. Filter juga membantu menstabilkan tegangan meskipun tidak bisa mengubah gelombangnya sampai nol.

Permasalahan yang sering muncul adalah jenis trafo ada berapa? Jenis trafo banyak, contohnya step up, step down, isolasi, CT dan non CT. Selain itu, trafo daya, arus, distribusi dan PLN.

Mengenal Prinsip Kerja Switching Power Supply

Anda juga perlu memahami prinsip kerja dari switching power supply sebelum membelinya. Dengan demikian, akan mengetahui apa saja komponen yang bekerja di dalamnya.

Termasuk salah satunya adalah transformator. Skema trafo switching juga berpengaruh terhadap kinerja dari power supply tersebut. Pertama akan terjadi penyearah untuk mengubah tegangannya agar menjadi DC.

Dalam hal ini juga akan melibatkan konverter sehingga tegangan DC yang dihasilkan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan. Lalu, terjadi proses filtering atau penyaringan untuk menghilangkan adanya ripple di tegangan keluar.

Setelah itu, terjadi regulasi yang bertujuan untuk menstabilkan besarnya tegangannya yang keluar. Dengan demikian, akan tetap stabil meskipun terjadi perubahan pada teganggannya baik yang masuk maupun beban.

Selanjutnya, terjadi proses isolasi bagian sekunder dari bagian primer. Tujuannya adalah agar chasis bagian sekunder aman untuk dipegang saat terkena sengatan dari listrik.

Selain itu, melindungi semua peralatan jika tegangan keluaran over. Dengan demikian, komponen pada skema trafo switching dan power supply tidak mengalami kerusakan.

Bagian-bagian dari Rangkaian Switching Power Supply

Anda juga perlu mengenal bagian-bagian dari power supply switching. Ada beberapa bagian yang menyusun rangkaian power supply switching. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Penyearah

Bagian yang pertama adalah penyearah. Nantinya tegangan yang masuk sebesar 220V. Tegangan tersebut akan disearahkan agar berubah menjadi DC. Dalam hal ini Anda membutuhkan diode bridge dan electro filter besar sebanyak 3 buah.

2. Power Switching

Bagian kedua bernama power switching. Tegangan DC akan dicacah memakai power switch on dan off. Akibatnya akan menghasilkan berupa tegangan pulsa-pulsa. Tegangan DC tersebut memiliki frekuensi tinggi.

Contoh aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari adalah dimanfaatkan pada mesin las inverter. Lalu, bagian ketiga ada controller driver yang akan membangkitkan pulsa PWM dan berisi rangkaian osilator.

3. Trafo Switching

Bagian selanjutnya adalah trafo switching. Skema trafo switching sendiri akan membantu menaikkan maupun menurunkan tegangan. Nantinya, tegangan DC yang sudah dicacah akan mempunyai karakteristik menyerupai tegangan AC.

Dengan demikian, tegangan tersebut bisa melewati induktor atau trafo. Tegangan juga bisa diatur sesuai dengan kebutuhan. Anda bisa menaikkan atau menurunkannya dengan mudah sehingga trafo yang digunakan harus bagus.

4. Penyearahan Maupun Filtering

Selain itu, perlu mengetahui bagaimana skema yang baik agar trafo tersebut bisa bekerja dengan baik. Bagian selanjutnya adalah perlu melakukan penyearahan maupun filtering dari tegangan keluaran.

Tegangan yang dikeluarkan dari trafo biasanya dalam bentuk pulsa-pulsa berfrekuensi tinggi. Oleh karena itu, perlu diubah terlebih dahulu menjadi bentuk tegangan DC.

5. Loop Umpan Balik

Pada skema trafo switching, Anda juga perlu menambahkan loop umpan balik. Tujuannya agar tegangan keluarannya menjadi lebih stabil. Dengan demikian PWM bisa dikendalikan dengan baik.

6. Rangkaian Komparator

Bagian terakhir adalah rangkaian komparator atau sering disebut sebagai pembanding. Fungsinya adalah sebagai error detektor. Nantinya, jika terdapat perubahan pada tegangan keluaran B+ maka bisa terdeteksi.

Adapun cara kerjanya yaitu membandingkan tegangan keluaran dengan referensinya. Adapun output dari komparator ini berbentuk arus, nantinya akan dijadikan sebagai umpan balik ke bagian primer.

Aktivitas tersebut berlangsung melalui photo coupler. Dengan demikian, Anda dapat mengisolasi ground bagian primer yang jika dipegang akan menyetrum (HOT chasis). Selain itu, juga mengisolasi ground sekunder (COLD chasis).

Adapun untuk rangkaian dari skema trafo switching dalam power supply adalah seperti berikut ini. Pada rangkaian tersebut, menggunakan tegangan 12 volt.

Di samping itu, Anda juga perlu memahami rangkaian skema 5 volt 5 ampere. Perbedaan tegangan tentu akan berpengaruh terhadap bentuk skema rangkaiannya.

Dengan memahami gambaran rangkaiannya, tentu akan mempermudah Anda untuk memasangnya. Anda wajib memahami bagaimana cara merangkainya. Permasalahannya adalah masih banyak yang belum bisa merakitnya.

Oleh karena itu, jika Anda tidak mampu melakukannya sendiri, maka bisa mempercayakan kepada kami. Perusahaan kami memiliki teknisi profesional dan mahir di bidangnya.

Anda akan dibantu untuk merangkai skema trafo switching terbaik sehingga hasilnya berkualitas. Apabila skema tersebut terangkai dengan baik, maka bisa menghasilkan tegangan keluaran yang maksimal.

Dengan demikian, tegangan yang dihasilkan menjadi lebih stabil. Selain itu, penggunaan energi lebih efisien sehingga trafonya dapat bekerja dengan baik saat menurunkan maupun menaikkan tegangan.

Skema trafo dan cara kerjanya wajib untuk diketahui. Jika Anda ingin konsultasi seputar skema trafo switching sekaligus melakukan pemesanan di Mikmar Gracindo.

Mikmar Gracindo menyedikan layanan Panel Listrik Schneder, Low Voltage (LV) Panel, Medium Voltage (MV) Panel, Trafo Step Up, Trafo Step Down, Genset Control Panel, Lighting Panel dan panel listrik lainnya dapat menghubungi Mikmar Gracindo.

Baca juga : Tips Treatment Trafo Paling Efektif yang Bisa Kamu Coba